Minggu, 15 Januari 2012

Tanggapan Terhadap Video “Why I Hate Religion – But Love Jesus”

Tanggapan Terhadap Video 
“Why I Hate Religion – But Love Jesus”
There are not over a 100 people in the U.S. that hate the Catholic Church, there are millions however, who hate what they wrongly believe to be the Catholic Church — which is, of course, quite a different thing. – Servant of God Fulton J. Sheen
Beberapa hari ini ada video yang sedang populer :”Why I Hate Religion – But Not Jesus” (Mengapa Aku Membenci Agama – Tapi tidak membenci Yesus) – oleh Jefferson Bethke. Vidoe tersebut cukup ramai didiskusikan di forum-forum katolik serta diantara blogger katolik sendiri (Marc BanresNicholas HardestyMaryTaylor Marshall dan Jimmy Akin menulis tanggapannya di blog mereka sendiri)



Pada video tersebut terdapat banyak sekali kekeliruan terhadap Yesus, agama, dan hubungan diantara keduanya. Berikut ini adalah tanggapan saya sebagai orang katolik terhadap video tersebut (beberapa tanggapan saya ambil dari blogger diatas).

“What if I told you Jesus came to abolish religion”
Definisi agama katolik menurut Romo Charles Coppens, SJ, adalah sebagai berikut : “sistem kebenaran, hukum, dan praktek untuk menyembah Allah yang diinstitusikan oleh Tuhan Yesus Kristus.”
Yesus tidak menghapuskan agama, melainkan Ia sendiri berkata “Dan diatas batu karang ini aku akan mendirikan Gereja-Ku  (Mat 16 : 18)”. Ia sendiri mendirikan Gereja Katolik. Sedangkan di tempat lain dalam kitab suci, Yesus berkata “Aku datang bukan untuk menghapuskan hukum taurat, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5 : 17). Hukum tersebut mendirikan agama bagi kaum Yahudi, dan Yesus sendiri tidak berkata untuk menghapuskan ataupun  menumpas agama.

Yakobus 1 : 26-27 mengatakan :
26 If any one thinks he is religious, and does not bridle his tongue but deceives his heart, this man’s religion is vain27 Religion that is pure and undefiled before God and the Father is this: to visit orphans and widows in their affliction, and to keep oneself unstained from the world.

Disini kita melihat agama sebagai sesuatu yang positif, sesuatu yang murni dan tak bercacat dihadapan Allah. Agama mengharuskan kita “does not bridle his tongue… visit orphans and widows in their affliction, and to keep oneself unstained from the world.”

Kita mungkin sering gagal dalam melakukan hal tersebut, tapi hal-hal itu adalah sesuatu yang harus dilakukan, dan dengan rahmat Allah kita dimungkinkan untuk melakukannya.
Finally, kepadanya aku akan berkata “Bagaimana bila aku memberitahumu bahwa Yesus mendirikan agama, dan agama itu adalah Gereja Katolik?”

What if I told you voting republican really wasn’t his mission
What if I told you republican doesn’t automatically mean Christian

Well, tulisan ini tidak berbicara tentang agama, jadi tidak akan ditanggapi. Dan Yesus tidak pernah mengatakan untuk memberikan suara kepada republican, ataupun democrat.

And just because you call some people blind
Doesn’t automatically give you vision

Tulisan ini juga tidak berbicara tentang agama, jadi tidak akan ditanggapi.

I mean, if religion is so great, why has it started so many wars
Pernyataan ini merupakan generalisasi yang berlebihan, bahwa semua agama sama-sama menyebabkan peperangan. Tidak semua agama menyebabkan peperangan, dan perang itu sendiri bukanlah sesuatu yang buruk.

Contohnya, pada abad 16, koalisi angkatan laut katolik pergi berperang melawan Kekaisaran Ottoman, yang kemudian dikenal dengan Peperangan Lepanto. Adapaun perang ini bertujuan untuk mempertahankan eksistensi kekristenan di Mediterranean. Dan katolik sendiri memiliki ajaran Perang Adil (Just War Doctrine, silakan klik ini untuk melihat penjelasan di katekismus), dimana perang boleh dilakukan dalam batasan-batasan tertentu.

Jimmy Akin memberi penjelasan yang tepat berkaitan dengan perang, bahwa perang tidak semata-mata tentang agama, melainkan perang sendiri memiliki unsur politik – dimana kemudian agama terlibat dalam perang untuk mencapai tujuan penguasa waktu itu –  karena agama bisa memberikan suatu motivasi yang berpengaruh agar orang terlibat dalam perang :

He repeats the cliche that religion starts lots of wars, which is nonsense. Religion is a powerful motivator, and thus is often invoked in wartime, but the real reasons most wars have been fought have nothing to do with it. Instead, they have to do with political control–either allowing certain political leaders to gain or remain in power (e.g., who is the rightful heir to the throne) or they have to do with gaining political control of resources (e.g., land, money, food supplies, transportation and trade routes) or they have to do with a particular leader’s ambitions (i.e., being remembered as a great man, or not being remembered as a weak man). When leaders aren’t being totally naked about those things, they dress them up with national pride or religion, but ultimately they are not at the root.
The reason political leaders invoke religion when going to war is that religion is a powerful motivator that is built into human nature, which is why religion appears in all human societies. It’s a human universal, and religion in that sense is not something Jesus came to abolish. He didn’t come to root the religious impulse out of mankind but to shape it and channel it properly (e.g., “Blessed are the peacemakers”).

Bukankah Kristus sendiri berkata, “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang” ?
Why does it build huge churches, but fails to feed the poor
Pada Daftar 200 organisasi amal terbesar di Amerika , posisi No. 5 di daftar adalah “Catholic Charities” dengan pendapatan [ingat, ini badan non-profit] sebesar US$ 3,266,000,000.00 (sekitar Rp 29,394,000,000,000.00 dengan kurs US$1 = Rp 9,000.00).
Itu hanya SATU saja dari ratusan organisasi amal Katolik.
Di bawahnya kita bisa melihat banyak organisasi amal Katolik lain antara lain: Food for the Poor (no:33, US$643 juta), Catholic Relief Services (no:36, US$568 juta), America’s Second Harvest (no:37, US$551 juta), St. Jude Children’s Research Hospital (no:38, US$538 juta), Father Flanagan’s Boys’ Home (no:82, US$186 juta) etc.
Kalau yang disebut diatas saja dijumlah maka nilai totalnya adalah US$5,752 juta. Melebihi organisasi amal no:1 yaitu Mayo Foundation (US$5,616 juta). Padahal masih ada Catholic Medical Mission Board, Covenant House dan lain-lain. Diluar daftar itu ada juga Missionaries to the Poor, Amigos for Christ dan berbagai kegiatan amal lainnya seperti Soup Kitchen di paroki-paroki dan berbagai Homeless shelter. (Sumber)
Jadi, bagaimana agama (Gereja Katolik)  bisa dikatakan gagal  memberi makan yang miskin dan lapar?

“Tells single moms God doesn’t love them if they’ve ever had a divorce
But in the old testament God actually calls religious people whores”


Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa Allah tidak mencintai mereka yang bercerai. Allah adalah kasih, dan Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Ia tidak mungkin berhenti mencintai kita, walaupun kita adalah pendosa.

Terlebih kitab suci sendiri mengatakan “Sejak awal mula Allah menciptakan mereka pria dan wanita. Untuk alasan ini pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga mereka berdua  menjadi satu daging. Mereka tidak lagi dua, melainkan satu. Apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat 19 : 4-7)

Religion might preach grace, but another thing they practice
Tend to ridicule God’s people, they did it to John The Baptist



Nicholas Hardesty memberikan jawaban yang bagus :
Aku berpikir bahwa ketika Bethe berkata “agama” yang ia maksudkan adalah farisi atau orang-orang farisi. Ahli taurat dan Farisi mencemooh banyak nabi Allah yang kudus, dan banyak orang tak beragama memahami bahwa kritikan tajam Yesus kepada mereka sebagai kritkan umum terhadap agama. Tapi, saduki dan farisi mewakili agama yang salah, bukan agama yang autentik. Merekalah yang “berkhotbah tapi tidak bertindak – preach but do not practice” (Mat 23:3), yang “mengikat beban berat” (ayat 4), dan “melakukan semua pekerjaan agar dlilihat banyak orang” (ayat 5), yang “menutup pintu kerajaan surga didepan banyak orang” (ayat 13), mereka adalah “orang buta dan bodoh” (ayat 17), yang “mengelurkan nyamuk dari minuman dan menelan unta” (ayat 24). Mereka adalah “munafik” dan “kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.” (ayat 27). Mereka bukan agama itu sendiri Agama – paling tidak, agama yang didrikan Kristus – dimaksudkan untuk mempertahankan kita dari itu semua! Yesus, dengan berkhotbah menentang semua itu, sedang mendirikan hakekat agama yang bear, yang diperjuangkan umat Kristen untuk diikuti saat ini

They can’t fix their problems, and so they just mask it
Not realizing religions like spraying perfume on a casket
Agama bukan berarti menutupi kebusukan kita dengan sesuatu yang harum.  Agama berarti meyakini, melayani dan menyembah Allah. Dan dalam ajaran Gereja Katolik, ada banyak hal yang bisa kita temukan untuk menghadapi masalah-masalah kita.


See the problem with religion, is it never gets to the core
It’s just behavior modification, like a long list of chores

Baginya, agama mungkin hanya modifikasi perilaku, terdiri dari berbagai macam aturan dan perbuatan yang harus dilakukan. Padahal, terdapat alasan yang penting dan mendalam dibalik semua itu.

Kita perlu memahami, mengimani dan menghidupi ajaran Gereja Katolik secara utuh, karena semua itu diberikan demi kebaikan kita. Kita memerlukan itu semua demi keselamatan kita – keselamatan yang terjadi karena rahmat Tuhan yang memampukan kita melakukan semua itu.


Apakah Gereja Katolik bisa menyelamatkan kita? Berikut jawaban dari beato Yohanes Paulus II, dalam Audiensi Semua Keselamatan Datang Melalui Kristus (silakan dibaca secara lengkap di link tersebut, karena disini hanya dikutip sebagian saja) :
Apa yang saya katakan di atas, bagaimanapun, tidak membenarkan posisi relativistik dari mereka yang mempertahankan bahwa jalan keselamatan dapat ditemukan dalam agama apapun, bahkan independen dari iman kepada Kristus Sang Penebus, dan bahwa dialog antaragama harus didasarkan pada ide ambigu.

Bahwa [ada] jalan keluar untuk masalah keselamatan bagi mereka yang tidak meyakini Kredo Kristen, tidak sesuai dengan Injil.
Sebaliknya, kita harus mempertahankan bahwa jalan keselamatan selalu melewati Kristus, dan karena itu Gereja dan misionarisnya memiliki tugas membuat Dia dikenal dan dicintai di setiap tempat, waktu dan budaya.

Penting untuk menekankan bahwa jalan keselamatan yang ditempuh oleh mereka yang tidak tahu Injil bukanlah cara yang terpisah dari Kristus dan Gereja. Rencana keselamatan universal terkait dengan perantaran Kristus.

Kristus memenangkan keselamatan universal dengan memberikan hidupNya sendiri. Tidak ada mediator lain yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai Juruselamat. Nilai unik dari pengorbanan salib harus selalu diakui dalam nasib setiap orang.
Karena Kristus membawa keselamatan melalui Tubuh Mistik-Nya, yang adalah Gereja, jalan keselamatan secara mendasar dihubungkan dengan Gereja.

Dengan demikian juga dapat dikatakan bahwa sine ecclesia nulla salus — “Tanpa Gereja tidak ada keselamatan.”
Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, bagaimanapun implisit dan misteriusnya, adalah syarat esensial untuk keselamatan.

Like lets dress up the outside make look nice and neat
But it’s funny that’s what they use to do to mummies while the corpse rots underneath

Agama tidak mengajarkan kita untuk berpura-pura dan berakting. Kalau apa yang saya lakukan tidak sesuai dengan ajaran agama katolik, maka yang salah adalah orangnya, bukan agamanya. 



Now I ain’t judgin, I’m just saying quit putting on a fake look
Cause there’s a problem if people only know you’re a Christian by your Facebook
I mean in every other aspect of life, you know that logic’s unworthy
It’s like saying you play for the Lakers just because you bought a jersey
You see this was me too, but no one seemed to be on to me
Acting like a church kid, while addicted to pornography
See on Sunday I’d go to church, but Saturday getting faded
Acting if I was simply created just to have sex and get wasted
See I spent my whole life building this facade of neatness
But now that I know Jesus, I boast in my weakness

Benar bahwa kita seharusnya menjadi saksi iman kita, saksi iman katolik. Tapi mengetahui dan mengenal Yesus saja tidak cukup. Yesus menyuruh kita untuk mengikuti-Nya, dan Ia sendiri mendirikan berbagai hal untuk dilakukan :
  • bertobat (Mt 4:17)
  • mengikuti 10 perintah Allah (Mt 19:17)
  • dibaptis (Jn 3:3-5)
  • menerima Ekaristi (Jn 6:53)
  • menaati otoritas Gereja (Mt 18:17)
  • melayani orang miskin (Mt 5:42; 25:40)
  • berpuasa (Mt 9:15; 6:16-18)
  • jangan marah terhadap saudaramu (Mt 5:22)
  • jangan menginginkan wanita dengan nafsu(Mt 5:28)
  • jangan bersumpah (Mt 5:34)
  • kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi yang menganiaya kamu (Mt 5:44)
  • jadilah sempurna sama seperti Bapa yang sempurna (Mt 5:48)
Mengikut Yesus berarti berusaha menjalankan semua ini, menjadi bagian dari agama (Gereja Katolik), dan itu berarti menjadi orang beragama.
Meskipun demikian, manusia tidak akan lepas dari dosa. Bahkan orang yang terlihat baik pun dimata kita bisa melakukan dosa, dan kemudian kita langsung menilai buruk orang itu. Ingatlah prinsip “hate the sin, love the sinner”. Dan kita juga tidak boleh mendasarkan iman kita pada manusia yang bisa berdosa. Sering kali, karena perbuatan buruk seseorang, maka kita menganggap jelek agamanya, bahkan ini pun terjadi saat skandal pelecehan seksual diantara kaum hirarki Gereja Katolik. Tapi kita harus ingat : Iman kita harus didasarkan pada Kristus. Imam bisa berdosa, sama seperti kita. Untuk itulah kita harus selalu mendoakan para pendosa agar mereka bisa mengupayakan sikap hidup tobat.

Because if grace is water, then the church should be an ocean It’s not a museum for good people, it’s a hospital for the broken
Tepat, dan seperti itulah Gereja Katolik. Dengan 7 sakramennya, Gereja membantu pertumbuhan rohani umat katolik yang berdosa. Yesus sendiri berkata “Bukan orang sehat yang membutuhkan tabib, melainkan orang sakit”; “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”. Dan untuk mewujudkan perkataan-Nya itulah, Ia mendirikan Gereja Katolik.

Which means I don’t have to hide my failure, I don’t have to hide my sin
Because it doesn’t depend on me it depends on him
See because when I was God’s enemy and certainly not a fan
He looked down and said I want, that, man

Benar, umat katolik tidak perlu menyembunyikan dosanya. Bahkan dalam Misa pun umat katolik berkata “Saya mengaku…bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian, saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa”.
Allah memanggil kita untuk bertobat, dan umat katolik dapat memperoleh pengampunan melalui sakramen tobat. “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, jikalau kamu menyatakan dosanya tetap ada, maka dosanya tetap ada”. Yesus juga berkata “pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi”. Kita diingatkan bahwa niat untuk bertobat juga harus diikuti dengan niat dan upaya untuk tidak mengulangi dosa kita.


Which is why Jesus hated religion, and for it he called them fools
Don’t you see so much better than just following some rules

Yesus tidak membenci agama, dan ia malah mendirikan Gereja katolik dengan banyak aturan di dalamnya. Tapi beragama tidak serta merta hanya mengikuti aturan secara buta tanpa memahami maknanya.

Now let me clarify, I love the church, I love the bible, and yes I believe in sin
But if Jesus came to your church would they actually let him in

Ya! Kami akan membiarkannya masuk, bahkan sesungguhnya kami telah, sedang dan akan selalu mengizinkan Ia masuk ke dalam Gereja saat Misa. Ingin lihat gambarnya?

The awkward moment, when you realize The Real Presence of Jesus Christ in Eucharist

See remember he was called a glutton, and a drunkard by religious men
But the son of God never supports self righteousness not now, not then
Banyak orang yang suka menyalahkan apa yang dilakukan oleh individu tertentu sebagai kesalahan gereja, padahal Gereja tidak pernah memerintahkan yang buruk. Kesalahan individi tidak bisa diatributkan kepada gereja (agama).

Now back to the point, one thing is vital to mention
How Jesus and religion are on opposite spectrums
Nicholas Hardesty memberikan jawaban yang bagus : Yesus adalah orang yang religius. Ia disunat. Ia dibaptis. Ia merayakan paskah yahudi dan pesta yahudi lainnya. Ia beribadah di sinagoga. Ia menaati 10 Perintah Allah. Ia berdoa. Ia berpuasa. Ia berziarah. Ia adalah pemenuhan dari agama Yahudi  dan pencipta agama kristen (yaitu katolik). Ia menciptakan agama, sebuah gereja, dengan para uskup, imam, diakon, dan perintah-perintah untuk diikuti, hal-hal untuk dilakukan dan sabda untuk dihidupi.

See one’s the work of God, but one’s a man made invention
See one is the cure, but the other’s the infection
See because religion says do, Jesus says done
Religion says slave, Jesus says son
Religion puts you in bondage, while Jesus sets you free
Religion makes you blind, but Jesus makes you see
And that’s why religion and Jesus are two different clans
Yesus dan Gereja adalah satu kesatuan. Yesus adalah kepala, dan Gereja adalah tubuhnya. Yesus mendirikan 7 sakramen, dan Gereja memberikan rahmat melalui sakramen. Melalui sakramen baptis saya diangkat menjadi anak Allah. Dengan memperdalam ajaran Gereja, saya belajar untuk tidak diperbudak oleh dosa. Sakramen krisma menguatkan iman saya dan mempersiapkan saya menjadi saksi Kristus
Gereja Katolik, dengan sakramen tobatnya, menyembuhkan saya dari kondisi berdosa dan memberikan rahmat pengudusan. Sakramen Ekaristi merupakan makanan rohani setiap umat katolik, dimana umat katolik bisa mengalami persatuan yang begitu dekat dengan Kristus. Sakramen pernikahan menyatukan ikatan cinta melalui perkawinan antara pria dan wanita. Sakramen imamat menjadikan seorang pria sebagai imam, dan imam juga bisa menjadi uskup, yang bisa melayani umat dengan memberikan sakramen-sakramen. Sakramen pengurapan orang sakit, membantu orang yang akan meninggal dengan menyatukan penderitaannya dengan penderitaan Kristus, mempersiapkan ia menghadapi kematian dengan baik, karena kematian adalah awal kehidupan kekal.
Bagaimana mungkin masih bisa dikatakan bahwa Gereja adalah “infeksi, tidak membebaskan, membuatakan, dst” ?

Religion is man searching for God, Christianity is God searching for man
Tepat sekali. Tapi bukankah Kekristenan sendiri adalah suatu agama?
Tampaknya ia perlu memahami apa itu Kekristenan dan agama

Which is why salvation is freely mine, and forgiveness is my own
Not based on my merits but Jesus’s obedience alone
Because he took the crown of thorns, and the blood dripped down his face
He took what we all deserved, I guess that’s why you call it grace
And while being murdered he yelled, “Father forgive them they know not what they do.”
Because when he was dangling on that cross, he was thinking of you
And he absorbed all of your sin, and buried it in the tomb
Which is why I’m kneeling at the cross, saying come on there’s room

Suatu bait yang indah.


So for religion, no I hate it, in fact I literally resent it
Because when Jesus said it is finished, I believe he meant it


Semoga dengan semua penjelasan diatas, anda bisa mulai untuk mengenal dan mencintai agama, khususnya Gereja Katolik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar