Rabu, 01 Februari 2012

Pelajaran Dasar Main Catur

kali ini kita akan lanjutkan seri postingan “Pelajaran Dasar Main Catur”nya, yaitu tentang SENJATA TAKTIS, bagi anda yang mengikuti serial ini tentu dah ngak sabar lagi untuk mengetahui kelanjutannya..oke kita lanjut!!!..

7. SENJATA TAKTIS

Cara melangkah dan memukul setiap buah catur sudah dibahas. Yang belum kita ketahui adalah kemampuan atau keampuhan masing-masing buah tersebut. Bila kita sudah mengenalnya maka penyusunan kerjasama antar buah catur akan lebih mudah dipahami.

Setiap buah catur memiliki kemampuan untuk menyerang buah lawan, memukul buah lawan dan menggarpunya. Tiga kemampuan itu akan dibahas dibawah ini.

Menteri yang Hebat

Menteri dapat mencapai jarak terjauh sepanjang lajur, baris maupun diagonal. Dengan bantuan Rajanya, dia juga mampu me-mat-kan Raja Tunggal lawan ( Lihat diagram 100)

Diagram 100
Salah satu kehebatan Menteri ialah kemampuannya menyerang buah lawan dari jarak jauh. Diagram 101 memperlihatkan bagaimana Menteri putih menyerang Raja hitam (sekak) dari pojok ke pojok papan dan bersamaan dengan itu dia juga menyerang Benteng lawan di pojok yang lain.

Diagram 101
Hitam akan kehilangan Bentengnya

Hjitam harus menyingkirkan Rajanya terlebih dahulu dan terpaksa membiarkan Bentengnya di mangsa oleh Menteri putih.
Demikian pula pada diagram 102 kita lihat Menteri hitam menyerang Raja putih di h1 dan serentak pula menggarpu Kuda putih di a6 serta Gajah di h6

Diagram 102
Putih akan kalah Kuda atau Raja

Serangan rangkap atau garpu terhadap buah lawan oleh Menteri dapat juga berhasil baik walaupun tidak dibarengi dengan serangan sekak. Yang penting diperhatikan ialah buah yang diserang itu tidak bisa saling membela. Contohnya kita lihat pada diagram 103

Diagram 103
Salah satu Benteng hitam akan hilang

Kalau saja bidak hitam di f5 tidak ada, maka serangan Menteri putih itu tidak akan berhasil sebab dengan menjalankan Bh5. Hitam dapat membela Bentengnya di a5. Putih tentu tidak berani memukul Ba5 karena akan dipukul kembali oleh Benteng hitam dari h5. Dengan demikian Putih akan kehilangan Menteri untuk satu Benteng yang berarti rugi.

Kemampuan Menteri untuk menyerang dan me-mat-kan Raja lawan juga luar biasa. Seorang diri dia bisa menciptakan mat bila jalan Raja lawan terhalang oleh para pengawalnya sendiri. Contohnya dapat kita lihat pada diagram 104 yang memperlihatkan empat bentuk mat oleh Menteri sendirian

Diagram 104
Diagram 104 A memperlihatkan Raja hitam diapit oleh kedua Bentengnya yang menyebabkan Raja itu tidak bebas bergerak ke kiri atau ke kanan sehingga “tertangkap hidup-hidup” atau dimat-kan oleh Menteri lawan.

Diagram 104 B sebenarnya hampir sama dengan 104 A. hanya disini Raja hitam berada di pojok dan tidak mungkin lari keluar papan.

Diagram 104 C memperagakan Raja putih yang terhalang oleh bidak dan Gajah sendiri, sementara serangan Menteri hitam datang dari arah diagonal.

Diagram 104 D: Raja putih dirintangi oleh bidaknya sendiri.
Kadang-kadang dengan bantuan satu bidak saja sudah cukup bagi Menteri untuk melancarkan serangan mat. Contohnya kita lihat pada diagram 105

Diagram 105
Putih melangkah

Serangan mat oleh putih dimulai dengan :

1. F6!

Mengancam mat dengan 2. Mxg7++

1….g6

Menangkis ancaman Putih tadi. Cara lain juga tidak membawa hasil seperti : 1….Rf8 2. Mxg7+ Re8 3. Me8++

2. Mh6!

Sekarang hitam tidak berdaya menghadapi penyusupan Menteri putih ke g7 guna membunuh Rajanya. Hitam menyerah dan Putih menang





Benteng yang Perkasa

Satu benteng dengan bantuan Raja juga mampu me-mat-kan Raja Tunggal lawan (lihat diagram 106 dan 107).

Diagram 106
Raja hitam mat

Raja hitam tidak bisa lari dari serangan benteng putih karena terhalang oleh bidak-bidaknya sendiri. Jenis mat seperti ini sering terjadi jika seorang pemain kurang memperhatikan keselamatan Rajanya.

Diagram 107
Raja hitam mat

Raja hitam tidak bisa lari dari serangan Benteng putih karena terhalang oleh Raja putih.
Benteng juga mampu melakukan serangan rangkap terhadap buah lawan. Misalnya seperti kita lihat pada diagram 108.

Diagram 108

Pada diagram 108 A Benteng putih menyerang Raja hitam dan bersamaan dengan itu mengancam Gb7. Tentu saja Gajah hitam itu akan menjadi korban Benteng putih sebab Raja selalu harus diselamatkan terlebih dahulu.

Diagram 108 B memperlihatkan Benteng hitam menggarpu Gajah dan Kuda putih yang tidak bisa saling membela. Karena Putih hanya boleh melangkahkan satu buah pada setiap kesempatan maka salah satu dari buahnya itu tentu akan dipukul oleh Benteng hitam.

Keuntungan besar bisa diperoleh Benteng jika dia menyerang Raja lawan dan di belakang Raja itu terdapat buah lain yang lebih berharga. Atau dia menggunakan pemakuan untuk menangkap buah lawan.

Diagram 109

Pada diagram 109 A Benteng putih menyerang Raja hitam dan akan segera menerkam Menteri hitam setelah Raja itu menyingkir. Serangan semacam ini juga disebut “serangan sinar x” karena menembus sasaran yang berada di belakang yang pertama.

Pada diagram 109 B kita lihat Benteng hitam memaku Kuda putih di d1. Kuda itu tidak boleh bergerak karena wajib melindungi Rajanya. Raja putih tidak pula mampu membela Kudanya. Maka itu Kuda tersebut terpaksa berkorban untuk keselamatan Rajanya. Pemakuan semacam ini yang ditunjukan terhadap Raja disebut juga pemakuan mutlak.

Kalau ada pemakkuan mutlak, tentu ada pula pemakuan yang tidak mutlak. Bila di belakang buah yang dipaku itu terdapat buah lain selain Raja, maka pemakuan itu disebut tidak mutlak. Sebab bila dikehendaki pemain, buah yang dipaku itu tetap bisa dijalankan. Contohnya lihat diagram 110

Diagram 110
Putih melangkah

Seperti kita lihat, Ge3 putih dipaku oleh Be8. Kalau Ge3 digerakan, maka Me2 dapat dipukul oleh Benteng hitam. Tetapi Putih tetap saja bisa menjalankan Gajah itu bila dikehendakinya dan dalam hal ini tentu dia mengorbankan Menteri. Tapi lihatlah apa yang terjadi. Putih melangkahkan :

1. Gxe5! Bxe2

2. Bf8++

Putih membiarkan Menterinya dimakan Benteng namun dia berhasil me-mat-kan Raja lawan dan menang.

Jadi pemakuan terhadap Ge3 tadi tidaklah mutlak sifatnya. Hati-hatilah bila melakukan pemakuan yang tidak mutlak karena sewaktu-waktu bisa merugikan diri sendiri.

Benteng sendirian juga dapat me-mat-kan Raja lawan jika jalan lari Raja itu terhalang. Bentuk-bentuk mat yang terjadi umpamanya terlihat pada diagram 111.

Diagram 111

Apa yang dapat dilakukan oleh Benteng ini tentu saja juga dapat dilakukan oleh Menteri.










Gajah yang Gesit

Berbeda dengan menteri dan Benteng, satu Gajah tidak mampu memaksakan mat terhadap Raja Tunggal lawan walaupun dia dibantu oleh Raja sendiri. Untuk tugas ini Gajah tersebut memerlukan tambahan bantuan dari Gajah yang lain atau Kuda.

Walaupun demikian, masih banyak cara bagi Gajah untuk memamerkan kekuatan. Gajah mampu melakukan serangan rangkap. Contohnya kita lihat pada diagram 112.

Diagram 112

Hitam akan kehilangan Benteng

Gajah putih di e5 melakukan sekak terhadap Raja hitam dan bersamaan dengan itu juga menyerang Benteng hitam di a1. Putih akan untung satu benteng.
Demikian pula dia mampu menggarpu buah lawan dari jarak jauh. Perhatikan diagram 113.

Diagram 113

Hitam akan kehilangan Benteng atau Kuda

Karena Gajah nilainya lebih rendah dari Menteri atau Benteng, maka ancamannya terhadap kedua buah ini dapat selalu diteruskan dengan pemukulan. Misalnya pada diagram 114 berikut.

Diagram 114

Hitam melangkah tapi tetap akan kalah kualitas

Walaupun Benteng hitam dapat saling menjaga, tetapi Putih tetap dapat meneruskan memukul sebab nilai Gajah lebih rendah dari Benteng. Perbedaan nilai ini dinamakan kualitas. Putih dikatakan menang kualitas karena menukar Gajahnya dengan Benteng hitam. Sebaliknya hitam dikatakan kalah kualitas karena kehilangn Benteng untuk Gajah.

Senjata Gajah yang paling ditakuti ialah pemakuan. Menteri yang berada satu diagonal dengan Rajanya dapat menderita kerugian besar karena dipaku secara mutlak oleh Gajah. Marilah kita lihat contoh pada diagram 115 berikut.

Diagram 115

Hitam jalan. Gajah Putih menangkap Menteri hitam

Menteri hitam tidak dapat menghindar dari arah pukulan Gajah putih. Menteri itu harus melindungi keselamatan Rajanya. Karena itu hanya ada dua pilihan buat Hitam. Membiarkan Gajah putih memukul Menterinya atau dia mendahului memukul Gajah itu. Apapun pilihannya secara teori Hitam rugi dan akan kalah.

Diagram 116

Putih jalan dan menang

Pada diagram 116 Putih memanfaatkan pemakuan mutlak terhadap Kuda hitam yang sudah tidak berdaya dengan menjalankan.

1. g6!

Kuda itu sekarang turut diserang oleh bidak yang bernilai paling rendah. Kerugian yang diderita Hitam akan membawanya. kejurang kekalahan. Setelah 1… hxg6 2. hxg6 keadaannya tetap tidak berubah. Kuda hitam tetap dimangsa Gajah dan bidak putih.

Dalam beberapa bangunan tertentu, sekilas pandang terlihat seolah-olah ancaman pemakuan oleh Gajah tidak mungkin terjadi karena penjagaan yang cukup. tetapi dengan suatu pukulan kombinasi, keadaan dapat berubah sehingga peranan Gajah menjadi sangat menentukan.

Diagram 117

Putih jalan dan menang

Kombinasi Putih dimulai dengan langkah:

1. f4!

Gajah hitam diserang oleh bidak putih. Untuk menyelamatkan Gajah itu Hitam menjalankan:

1….Gf6

Sekarang terjadilah perubahan yang diinginkan Putih guna memberi kesempatan bagi Gajahnya beraksi.

2. Mxe6 Be6

3. Gxd5

Benteng e6 dipaku secara mutlak oleh Gajah putih. Bagaimanapun usaha Hitam membelanya, dia tetap akan kalah satu Benteng. Lihatlah perubahan yang terjadi pada diagram 118.

Diagram 118

Hitam jalan, Hitam akan kalah satu Benteng

Misalkan Hitam membela dengan :

3….Be8

4.Be1

Benteng hitam di e6 terpaku mutlak dan sama sekali tidak boleh bergerak. Benteng itu tidak boleh memukul Benteng putih di e1 walaupun pemukulan itu disertai sekak terhadap Raja putih karena Rajanya sendiri sudah lebih dahulu kena serangan Gajah putih.
Usaha hitam agar dia jangan sampai kalah satu Benteng akan sia-sia saja. Kelanjutannya adalah

4…..Rf7

5. Bxe6! Bxe6

6. Be1!

Untuk kesekian kalinya Benteng hitam di e6 tidak bisa bergerak. Sekarang Benteng itu diancam dua kali ( oleh Gajah dan Benteng putih ) sedangkan yang mempertahankan cuma Raja seorang diri. Karena itu Hitam akan kehilangan Benteng itu. Pada akhirnya Putih masih mempunyai Benteng dan Gajah dengan enam bidak, sementara Hitam hanya memiliki satu Gajah dengan lima bidak. Hitam rugi besar dan akan kalah. Semua ini gara-gara pemakuan yang mutlak oleh Gajah putih.

Bentuk mat oleh satu Gajah tanpa bantuan rekan-rekannya memang amat langka ditemukan. Tetapi secara teori tidak tertutup peluang-peluang sebagai berikut. lihat diagram 119

Diagram 119

Satu Gajah me-mat-kan Raja lawan

Pertanyaan yang amat menarik dan sering diperdebatkan orang ialah “Mana yang lebih kuat, Gajah atau Kuda?. Keduanya mempunyai nilai relatif sama.

Perbedaannya: Gajah langkah-nya panjang-panjang dan jauh jangkauannya. Namun dia terikat pada warna petak yang didudukinya. Dengan kata lain, Gajah hanya mampu menjelajahi 32 petak yang ada di papan catur.

Kuda lompatannya pendek-pendek tetapi dapat menjelajahi semua 64 petak papan catur dan boleh pula melompat buah lain.

Hingga sampai sekarang belum ada jawaban pasti yang memuaskan.

Dalam praktek, para Master dan Grandmaster lebih menyenangi Gajah dari pada Kuda. Yang pasti ialah, dua Gajah memang lebih kuat sedikit dari pada dua Kuda atau Gajah dan Kuda.

Dua Gajah dengan bantuan Raja dapat me-mat-kan Raja Tunggal lawan, sedangkan dua Kuda tidak mungkin memaksakan hal semacam itu. Gajah dan Kuda dengan bantuan Raja juga dapat me-mat-kan Raja tunggal lawan walau pelaksanaannya cukup sulit.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar