Sabtu, 28 Oktober 2006

Tentang Lagu Anak-anak

Tentang Lagu Anak-anak

Ternyata banyak lagu anak-anak yang ada di indonesia mengandung kekerasan, mengajarkan kerancuan, dan paling parah menurunkan motivasi,..

1. Balonku


“Balonku ada 5… 

rupa-rupa warnanya… 
merah, kuning, kelabu.. 
merah muda dan biru… 
meletus balon hijau, dorrrr!!!”

Perhatikan warna-warna kelima balon tersebut, kok tiba-tiba bisa muncul warna hijau? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!

2. Aku Seorang Kapiten

“Aku seorang kapiten… 
mempunyai pedang panjang… 
kalo berjalan prok..prok.. prok… 
aku seorang kapiten!”

Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop!

Jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek.. srek..” itu baru sesuai dengan kondisi pedang panjangnya!

3. Bangun Tidur

“Bangun tidur ku terus mandi.. 
tidak lupa menggosok gigi.. 
habis mandi ku tolong ibu.. 
membersihkan tempat tidurku..”

Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

4. Naik Ke Puncak Gunung

“Naik-naik ke puncak gunung.. 
tinggi.. tinggi sekali.. 
kiri kanan kulihat saja.. 
banyak pohon cemara.. ”

Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yang tajam mendaki lalu jadi bingung, bisanya hanya menoleh ke kiri ke kanan saja, tidak maju-maju!

5. Naik Kereta Api

“Naik kereta api tut..tut..tut. . 
siapa hendak turut ...
ke Bandung .. Surabaya .. 
bolehlah naik dengan naik percuma.. 
ayo kawanku lekas naik.. 
kretaku tak berhenti lama”

Nah, yang ini mengajarkan anak-anak maunya gratis melulu. Pantas PJKA rugi terus!

6. Kutilang

“Di pucuk pohon cempaka.. 
burung kutilang berbunyi.. 
bersiul-siul sepanjang hari dengan tak jemu-jemu.. 
mengangguk-angguk sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..”

Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak-anak akan realita yang sebenarnya. Burung kutilang itu kalau nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! bukan tri li li li li..

7. Pok Ame Ame

“Pok ame ame.. belalang kupu-kupu.. 
siang makan nasi, kalau malam minum susu..”

Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak-anak! Karena yang disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalau anak kecil belum boleh makan nasi.

8. Nina Bobo

“nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk”

Anak-anak Indonesia diajak tidur dengan lagu yang “mengancam”

9. Bintang Kecil

“Bintang kecil dilangit yang biru…”

Bintang adanya dimalam hari, pada malam hari langit berwarna hitam..

10. Kartini

“Ibu kita Kartini… harum namanya.”
Namanya Kartini atau Harum?

11. Naik Delman

“Pada hari minggu kuturut ayah ke kota. 
naik delman istimewa kududuk di muka.”

Nah, yang ini tidak sopan..

12. Menanam Jagung

“Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, 
menanam jagung dikebun kita…”

kalau mau tanam jagung, tak perlu cangkul dalam-dalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar