Jumat, 19 Agustus 2011

Yang Tersisa Dari Kerajaan Manganithu

Yang Tersisa Dari Kerajaan Manganithu


Kepulauan Nusa utara dalam hal ini Sangihe menyimpan begitu banyak misteri dan cerita-cerita kepahlawanan. Sejarah kepahlawanan di masa lampau yang tak tergali seolah terlupakan oleh pemerintah setempat.

Sebut saja salah satu situs peninggalan yang tersisa adalah milik desa Manganithu yang masih berbekas sejarahnya yakni peninggalan rumah raja yang ke-17, Raja Mocodompis. Kerajaan tersebut berakhir saat masa jaya di 1945 saat rajanya mati dipenggal oleh kekaisaran Jepang ketika menjajah Indonesia.

Hal yang sangat disayangkan, bentuk bangunan rumah raja Mocodompis terakhir yang masih berdiri tegap dan merupakan saksi sejarah di masanya sekarang terkesan ditinggalkan generasi selanjutnya. Nilai-nilai budaya juga seperti diabaikan pemerintahan sekarang ini.

Selain Manganitu, masih banyak pula sejarah dan situs-situs yang belum tergali di Sangihe namun disayangkan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pelestarian budaya dan tradisi Sangihe terkesan cuek serta mengabaikan nilai sejarah yang begitu mahal ini apabila dikelola dan poles, sudah pasti akan mengangkat perekonomian masyarakat nusa utara pada umumnya serta rakyat Sangihe pada khususnya.

Menurut Wawu Mawira, saksi sejarah dan merupakan anak dari Jogugu atau wakil raja Manganithu yang bermarga Machecum dan kini telah berusia 89 tahun, masih segar ingatannya kejadian demi kejadian yang telah terjadi terebih tentang kegemilangan di masa kerajaan pemerintahan raja Mokodompis tersebut.

Wanita bernama Lengkap Adele Paulina Macahechum alias Wawu Mawira itu berayah bernama H.Y.P Macaheccum adalah Jogugu Manganithu di tahun 1922 sampai dipancung oleh Jepang pada tahun 1945.

"Tinggal peninggalan inilah yang masih tersisa dari sekian banyak rumah raja serta kantor milik keluarga kerajaan Manganithu yang masih tegap berdiri, namun disayangkan pihak pemerintah seolah acuh terlebih pernah dipimpin oleh beberapa bupati Sangihe dan Talaud sebelumnya yakni Bupati Tindas dan Bupati lainnya yang telah mencuri alat-alat serta perlengkapan ruamah raja yang seharusnya disimpan serta dilestarikan. Akan tetapi telah dipindahtangankan dengan maksud-maksud tak terpuji," keluh Mawira.

Mawira yang sebelumnya telah menikah dengan seorang pria berkebangsaan Perancis di usia senja tinggal bersama anak beserta cucnya perempuan. Dirinya meminta kepada pemerintah kabupaten dalam hal ini dinas terkait yakni Dinas Pariwisata Dan Kepurbakalaan untuk kejelasan atas status rumah raja peninggalan Raja Mokodompis sebaiknya dijadikan museum keluarga serta museum nasional agar generasi-generasi di masa sekarang dan yang akan datang lebih mengenal sejarah dan peninggalan yang seharusnya dijaga dan dilestarikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar